KPU Tomohon Matangkan Kesiapan Perekrutan Pantarlihh

Tomohon – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tomohon segera merekrut Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih). Mematangkan persiapan, seluruh Panitia Pemungutan Suara (PPS) bersama Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang akan menjadi ujung tombak proses perekrutan, dibekali dengan berbagai pengetahuan teknis.

“Saat ini kami mengundang semua panitia ad hoc. Tanggal 24 Juni kemungkinan kita akan melaksanakan Coklit (Pencocokan dan Penelitian). Coklit itu kan dibutuhkan petugas yang disebut Pantarlih (Petugas Pemutahiran Data Pemilih),” kata Ketua KPU Tomohon, Albertien G. V. Pijoh, di sela-sela kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Pembentukan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024, Senin (10/6/2024).

Ditegaskan, ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan dalam proses perekrutan Pantarlih nanti.

“Mereka yang akan merekrut Pantarlih ini adalah PPS, dibantu PPK. Jadi kita harus bekali mereka dengan segala petunjuk teknis yang ada. Supaya jangan sampai orang yang akan direkrut tidak qualified. Apalagi kalau orang itu terkontaminasi partai politik atau calon tertentu,” kata Pijoh sembari menjelaskan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tomohon ada 156 dan di tiap TPS akan ada 2 Pantarlih.

Menurutnya, pada saat bertugas nanti diharapkan Pantarlih jangan hanya berpatokan dengan daftar yang ada.

“Dia harus sisir rumah-rumah yang ada di wilayahnya. Jangan sampai, karena rumah ini tidak masuk daftar, jadi tidak pergi Coklit. Karena pengalaman kemarin kita kecolongan karena itu,” ungkapnya.

“Ada satu yang agak lucu, tapi serius. Jangan sampai Pantarlih terlibat dengan data penduduk. Jangan sampai terjebak dalam kasus keluarga. Contoh, anak mantu deng mama mantu bakalae. Pada saat data, mama mantu pe nama ada di rumah pa anak mantu, kong anak mantu tolak, bilang nimboleh semaso pa dia di sini,” tutur Pijoh.

Pengalaman itu membuat KPU Tomohon akan berupaya untuk membekali Pantarlih dengan pengetahuan yang bisa membantunya berkomunikasi dengan baik.

“Jadi perlu dibekali juga dengan cara-cara pendekatan agar supaya jangan terpancing. Pantarlih ini agak unik. Kadang kala ada orang bakalae, dorang yang sedamai. Cerita ini unik dan sering terjadi saat di lapangan,” jelasnya.

“Jadi pesan kami ke Pantarlih, sampaikan saja kita datang untuk data pemilih, bukan data kependudukan. Jadi ini tips dan trik agar supaya saat mengunjungi rumah tidak terlibat dengan masalah keluarga,” tandasnya.(Reinhard Loris)