Pinaras Siap Sukseskan Tomohon Sebagai ‘Kota Toleransi’ di Indonesia

MANGUNINEWS.COM, Tomohon – Bulan November ini, Tomohon akan ditetapkan sebagai ‘Kota Toleransi’ di Indonesia. Hal itu terkuak dalam Rapat Forkopimda Kota Tomohon di Hotel Wise, Selasa (26/10/2021).

Adapun rangkaian agenda strategis sebelum penetapan Tomohon sebagai Kota Toleransi, yakni Konferensi Nasional FKUB ke-6 dan Pekan Kerukunan Internasional 2021.

Rencananya, penetapan ini akan dilaksanakan pada 22 November 2021 saat penutupan kegiatan yang nantinya dipusatkan di Kota Tomohon, dan rencananya juga akan dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia.

Wali Kota Tomohon, Caroll J.A. Senduk, S.H., mengatakan, sebagai pemerintah dan masyarakat Tomohon tentu patut berbangga ketika Tomohon akan memperoleh berupa penghargaan dengan sebutan sebagai salah satu Kota Toleransi di Indonesia.

Menurutnya, hal ini tentu mengacu pada suasana yang telah lama tercipta di Kota Tomohon, yakni kerukunan antar umat beragama.

“Kepada seluruh elemen masyarakat Kota Tomohon, mari kita jaga dan bina terus suasana hidup rukun dan damai, baik dalam bermasyarakat dan beragama,” imbunya.

Ditambahkan, Wakil Wali Kota Tomohon, Wenny Lumentut, S.E., menegaskan bahwa kegiatan ini sangat penting, sehingga sinergitas bersama dengan pemerintah provinsi harus dilakukan dengan baik lewat koordinasi dan komunikasi.

Agenda internasional ini juga turut direspons oleh Lurah Pinaras, Mieke S. Tulung, S.IP. Dirinya mengaku siap menunjang 100 persen dalam menyambut Tomohon sebagai Kota Toleransi.

“Secara pribadi dan masyarakat Pinaras, tentu akan menunjang 100 persen untuk kegiatan Kota Tomohon yang akan memperoleh penghargaan sebagai salah satu Kota Toleransi di Indonesia. Juga turut menyukseskan agenda internasional yang akan digelar di Sulawesi Utara,” ujarnya.

Dari sejumlah denominasi gereja di Pinaras, Tulung memastikan semuanya hidup rukun dan damai.

“Di Kelurahan Pinaras ada terdiri dari denominasi lima gereja, yakni Kristen Protestan ada dua (Jemaat Elim dan Minaesaan), kemudian ada Katolik, Baitani, Pantekosta dan Advent,” jelas Tulung di ruang kerjanya, belum lama ini.

“Dari pandangan saya, semuanya hidup rukun, damai, saling membantu, saling menopang dan tidak ada percekcokan. Semua berjalan dengan baik antar umat beragama. Contohnya, ketika ada gereja yang sementara ibadah, mereka saling menghormati dan menghargai,” tandasnya.

Penulis: Anugrah Pandey