MANGUNINEWS.COM, Moskow – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, baru-baru ini menyebutkan beberapa negara di Eropa masih mengalami peningkatan penyebaran virus corona (Covid-19). Khususnya yang berada di wilayah sebelah Timur Eropa, terus mengalami peningkatan jumlah kasus. Hal itu diungkap Direktur WHO wilayah Eropa, Dr. Hans Henri P. Kluge, Kamis (14/5).
Tercatat dalam laporan WHO, kini Rusia merupakan negara paling teratas di Eropa, yang melaporkan kasus terbanyak dalam 24 jam terakhir.
Padahal, diketahui Maret lalu saat pandemi virus corona mulai menyerang negara-negara di Eropa, Presiden Rusia Vladimir Putin berkata dengan kepercayaan diri bahwa mereka mampu untuk mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru itu.
Dilansir dari situs WHO, angka kasus positif di Rusia capai 262.843 (terbaru 10.598) dan dari angka tersebut 2.418 (terbaru 113) dinyatakan kehilangan nyawa. Dari data itu, membawa Rusia menggantikan posisi Inggris (positif 233.155, meninggal 33.614) yang kini di tempat kedua, diikuti Spanyol (positif 229.540, meninggal 27.321) dan Italia (positif 223.096, meninggal 31.368) diposisi tiga dan empat.
Jadi, korban tewas di Rusia naik 113 dalam semalam menjadi 2.418. Demikian disebutkan oleh satuan tugas koronavirus Rusia yang juga mengatakan, penghitungan sementara kasus melonjak 10.598 hingga mencapai 262.843.
Berdasarkan data tersebut memicu pertanyaan dari berbagai kalangan, khususnya media terhadap pemerintahan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia. Putin diduga menutupi jumlah korban meninggal di Rusia akibat Covid-19. Namun, tudingan tersebut dianggap tidak beralasan.
Dilansir dari detik.com, pengamat politik di Australia, Dr Nourzhanov mengatakan media Barat yang menuduh Rusia sengaja menurunkan angka kematian, telah dianggap sebagai “berita bohong” atau ‘fake news’ oleh Rusia.
Stephen Fortescue, pakar masalah politik Rusia dari University of New South Wales mengatakan kecil kemungkinan Rusia sengaja mengecilkan angka kematian di sana. “Susah sekali menyembunyikan mayat orang, juga mungkin lebih berbahaya lagi bagi kepopuleran Putin, jika dia ketahuan berbohong. Inilah hal yang dulu membuat runtuhnya Uni Soviet,” katanya.
Diketahui, Juru Bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menjadi salah satu pejabat tinggi yang terkonfirmasi positif, setelah Perdana Menteri Mikhail Muishutin yang juga dinyatakan positif terpapar virus. Banyak pejabat tinggi di Rusia telah terpapar Covid-19 dan menjadi korban di antara 250 ribuan orang itu di Rusia. (Yonatan Kembuan)